logo

Efek Negatif Menonton TV Bagi Lansia

Oleh : Admin


Mungkin kamu sering mendengar bahwa menonton TV tidak baik bagi penglihatan, tapi apakah itu satu-satunya dampak negatifnya? Dikutip dari riset yang dilakukan oleh Kominfo tahun 2015 pada 9.636 responden, 89% dari responden mengaku menonton TV. Semakin tua seseorang, semakin sering menonton TV. Mereka yang berusia 46 tahun ke atas memiliki prevalensi menonton TV sebanyak 83 hingga 90%.

 

Pada riset yang berbeda, orang Indonesia menghabiskan waktu rata-rata 5 jam per hari untuk menonton TV. Tingginya persentase ini menimbulkan banyak pertanyaan. Apakah dampak menonton TV bagi kesehatan terutama bagi lansia?  Tingginya persentase menonton TV bagi lansia disebabkan oleh terbatasnya aktivitas yang dapat dilakukan, terutama bagi mereka yang memiliki masalah kesehatan. Para lansia juga terbukti kurang menikmati menonton TV. Seperti perangkat elektronik lainnya, TV mengandung gelombang blue light yang berbahaya bagi penglihatan dan kesehatan. Blue light pada TV membuat penglihatan menjadi buram, mata kering, degenerasi makula hingga katarak.

 

Selain mengganggu penglihatan, berikut efek negatif menonton TV bagi lansia.

1. Demensia

Menurut sebuah riset yang dilakukan oleh University College London pada 2019, lansia yang menghabiskan waktu minimal 3.5 jam per hari menonton TV mengalami penurunan kognitif berupa daya ingat verbal hingga terjadi demensia. Hal ini mungkin disebabkan oleh stres kognitif akibat tayangan TV yang mengandung adegan kekerasan dan menegangkan.

2. Sulit berjalan

Mereka yang menghabiskan waktu 5 jam per hari di depan TV lebih beresiko sulit berjalan dibanding dengan durasi yang lebih sedikit. Penyebabnya ialah kurangnya mobilitas sehingga membuat otot menjadi tegang dan kehilangan fungsinya.

3. Obesitas

Minimnya mobilitas meningkatkan obesitas, apalagi bagi lansia. Di Indonesia tercatat prevalensi obesitas bagi lansia berusia 55-74 tahun secara nasional ialah hampir 20%[6] . Menonton TV dengan posisi yang sama dan tayangan yang monoton dapat mendorong seseorang untuk makan lebih banyak dan lebih sering.

 

Untuk menghindari resiko-resiko di atas, Anda harus membatasi durasi menonton TV dengan melakukan aktivitas yang lebih produktif seperti menghabiskan waktu di taman atau kebun, bermain dengan anak dan cucu, dan menghabiskan waktu dengan binatang peliharaan. Penting juga untuk makan makanan yang mendukung kesehatan mata dan tubuh. Anda bisa mengonsumsi ikan salmon, tuna, sayuran (bayam, kangkung, sawi), makanan tinggi protein seperti telur dan kacang-kacangan, dan makanan tinggi vitamin A seperti wortel.

Cara lain untuk melindungi mata akibat paparan blue light dari TV adalah dengan minum Vitacare Visigard. Vitacare Visigard mengandung ekstrak herbal yang telah banyak digunakan untuk kesehatan mata seperti ekstrak bilberry, lutein, zeaxanthin dan vitamin A.

 

 

Ditinjau oleh: dr. Putri Wulandari

 

Baca Juga